MyDomisil.Com - Aborsi dilakukan jika seseorang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, namun sayangnya sebagian besar melakukannya secara ilegal. Adakah ciri-ciri fisik tertentu perempuan yang pernah melakukan aborsi? Aborsi yang dilakukan mungkin tidak menyebabkan terjadinya perubahan secara fisik dari luar tubuh perempuan tersebut. Tapi aborsi ini bisa menyebabkan dampak terhadap organ fisik di dalam tubuh. Perubahan fisik yang terjadi lebih banyak di dalam tubuh.
“Kalau dilakukan dengan dokter maka kondisinya bisa terkontrol dan efek sampingnya bisa menjadi minimal,” ujar Dr Med Damar Prasmusinto, SpOG dari Departemen obstetri dan ginekologi FKUI/RSCM. Dr Damar menuturkan namun jika aborsi yang dilakukan secara sembarangan misalnya dengan menggunakan jamu, obat atau memasukkan alat melalui vagina maka bisa berakibat fatal dan merusak organ di dalamnya. “Pernah ada abortus ilegal yang menggunakan batang singkong yang dimasukkan melalui vagina, itu bisa menyebabkan robek di mana-mana bahkan hingga ususnya keluar,” ujar Dr Damar.
Sedangkan jika seseorang melakukan kuret berkali-kali dalam hal ini hingga lebih dari 3 kali maka bisa membuat rahim menjadi tidak sehat seperti jadi kering, serta mengubah jaringan sehat menjadi jaringan ikat. Sementara itu dr R Muharam, SpOG mengungkapkan jika aborsi dilakukan dengan tidak baik maka bisa menimbulkan kerusakan pada organ fisik dalam seperti menembus ke usus, rahim yang robek atau bolong. “Bahkan ada yang sampai meninggal, karena itu angka kematian ibu tinggi salah satunya disebabkan dari aborsi ini,” ujar dr Muharam.
Sementara itu jika aborsi yang dilakukan tidak bersih dalam arti masih ada sisa janin atau plasenta yang tersisa di dalam rahim akan menyebabkan terjadinya pendarahan yang terus menerus. Kondisi lain yang mungkin timbul jika aborsi yang dilakukan tidak bersih adalah dapat memicu munculnya tumor. “Akibat lain yang timbul jika tidak bersih apalagi ditambah dengan peralatan yang tidak steril bisa menyebabkan infeksi medis yang parah atau komplikasi lainnya, terutama jika bentuk rahimnya susah,” ujar dr Muharam yang praktek di Klinik Yasmin RSCM.
Perubahan fisik dalam tubuh wanita
yang pernah melakukan aborsi adalah:
1. Usus dan rahim robek atau bolong, jika melakukan aborsi melalui
pemasukan batang ke vagina.
2. Rahim jadi kering, jika melakukan
kuret lebih dari 3 kali
3. Jaringan
sehat di rahim berubah jadi
jaringan ikat, jika melakukan kuret
4. Bisa muncul tumor di rahim, jika
Aborsi
kebanyakan
dilakukan
aborsinya tidak bersih
5. Pendarahan di vagina yang terus
menerus, jika ada sisa janin atau
plasenta yang tidak bersih.
6. Infeksi yang bisa terjadi di vagina,
leher rahim, rahim sampai usus, jika
alat aborsinya tidak steril.
Perubahan mental wanita yang pernah
melakukan aborsi adalah:
1.
Menjadi lebih tertutup dan menarik
diri dari kehidupan sosial
2. Mudah trauma dan sering mimpi buruk
3. Depresi dan sering mencoba bunuh diri
4. Jadi sulit menikmati hubungan seks.
Berbagai komplikasi serius yang bisa timbul akibat aborsi seperti dilansir pregnancy.com antara lain:
1. Pendarahan hebat.
Jika leher rahim robek atau terbuka
lebar akan menimbukan pendarahan
yang dapat berbahaya bagi
keselamatan ibu. Terkadang
dibutuhkan pembedahan untuk
menghentikan pendarahan tersebut.
2. Infeksi.
Infeksi dapat disebabkan oleh alat
medis tidak steril yang dimasukkan ke
dalam rahim atau sisa janin yang tidak
dibersihkan dengan benar.
3. Aborsi tidak sempurna.
Adanya bagian dari janin yang tersisa
di dalam rahim sehingga dapat
menimbulkan perdarahan atau infeksi.
4. Sepsis (keracunan darah)
Biasanya
terjadi jika aborsi
menyebabkan infeksi tubuh secara
total yang kemungkinan terburuknya
menyebabkan kematian.
5. Kerusakan leher rahim.
Kerusakan ini terjadi akibat leher
rahim
yang terpotong, robek atau rusak
akibat alat-alat aborsi yang digunakan.
6. Kerusakan organ lain.
Saat alat
dimasukkan ke dalam rahim,
maka ada kemungkinan alat tersebut
menyebabkan kerusakan pada organ
terdekat seperti usus atau kandung
kemih.
7. Kematian.
Meskipun
komplikasi ini jarang terjadi,
tapi kematian bisa terjadi jika aborsi
menyebabkan perdarahan yang
berlebihan, infeksi, kerusakan organ
serta reaksi dari anestesi yang dapat
menyebabkan kematian.
8 Gangguan kesehatan mental
Aborsi dapat
mempengaruhi emosional
dan spiritual pelakunya. Gangguan
mental kadang muncul seperti
kecemasan, depresi atau mungkin
mencoba melakukan bunuh diri.
9. Mengganggu kehamilan berikutnya
Melakukan
lebih dari satu kali aborsi
akan meningkatkan risiko melahirkan
prematur pada kehamilan berikutnya
serta komplikasi lain seperti masalah
pada mata, otak, pernapasan atau usus bayi.
Lihat juga : Feng Jianmei, Ibu Muda Ini Jadi Buron Setelah Foto Aborsinya Tersebar di Internet
Source
0 komentar:
Posting Komentar