MyDomisil.Com - Hujan yang mengguyur terus Kota Manado, Sulawesi Utara mendatangkan bencana. Ribuan rumah terkepung banjir. Kantor Walikota Manado yang berada di pusat kota ikut terendam. Banjir melanda tujuh kecamatan yaitu Tikala, Paal Dua, Singkil, Tuminting, Wanea, Sario dan Wenang. Tak kurang dari 1000 rumah terendam dengan ketinggian air berkisar 1 - 3 meter, Minggu (17/2/2013).
Air mulai merangkak naik sejak Sabtu (16/2/2013) sekitar pukul 21.00 WITA, dengan kawasan terparah di bantaran DAS Tondano. Warga korban banjir terpaksa mengungsi ke tempat lebih tinggi. Kebanyakan mereka memanfaatkan masjid dan sekolah dijadikan tempat pengungsian. Sejumlah akses jalan utama di dalam kota ikut terendam dan memutus akses transportasi darat. Warga memanfaatkan situasi dengan meminta bantuan dana ketika kendaraan harus mogok memaksakan melewati banjir. Tanah longsor juga ikut menerjang di sejumlah titik. 4 orang dikabarkan tewas tertimbun longsor. Seorang di Kelurahan Perkamil Kecamatan Paal Dua, dan tiga di Kelurahan Tingkulu Kecamatan Wanea.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, masih belum bisa dikonfirmasi karena sedang rapat koordinasi tanggap darurat dengan Pemerintah Kota Manado. Namun anggota TNI, Polri dan Basarnas sudah diterjunkan ke lokasi bencana untuk memberikan pertolongan dan evakuasi warga. Banjir bandang pernah terjadi di Kota Manado pada akhir tahun 2000 silam. Hampir seluruh wilayah Kota Manado terendam banjir, terkecuali di daerah perbukitan.
Saat itu, hujan terus menerus selama dua hari, dan ditambah meluapnya Danau Tondano di Kabupaten Minahasa, membuat beberapa pintu air di danau tersebut harus dibuka. Akibatnya DAS Tondano yang membelah Kota Manado, tak mampu menampung debit air yang meluap. Kondisi itu diperparah dengan air pasang laut, hingga air tertahan dan menggenangi rumah hingga setinggi atap.Banjir dan tanah longsor yang menerjang Kota Manado pada Ahad, 17 Februari 2013, memakan korban jiwa. Diperkirakan lima orang tewas dalam peristiwa tersebut.
Berdasarkan informasi yang dirangkum dari sejumlah sumber, baik dari Pemerintah Kota Manado, TNI, maupun kepolisian, dari lima korban yang belum diketahui identitasnya ini, empat di antaranya tertimbun tanah longsor. Seluruh korban berasal dari Kelurahan Tingkulu Kecamatan Wanea (tiga korban tanah longsor), Kelurahan Paal IV Kecamatan Tikala (satu korban banjir), dan Kelurahan Ranomut Kecamatan Paal 2 (satu korban tanah longsor). Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah. Sebab, berdasarkan informasi, terjadi pula tanah longsor di beberapa kawasan lain dan dikabarkan ada seorang anak yang hanyut.
Adapun, berdasarkan data dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kota Manado, sekitar 700-an rumah dari
seluruh kecamatan di Kota Manado telah
terendam banjir dengan ketinggian air
hingga mencapai 2 meter. "Memang banjir
kali ini cukup tinggi hingga lewat plafon
rumah atau sekitar dua meter," kata
Kepala BPBD Maximilian Tatahede.
Wakil Wali Kota Manado Harley A.B. Mangindaan ketika dihubungi mengatakan,
pihaknya kini bersama TNI dan kepolisian
tengah melakukan rapat koordinasi untuk
menentukan arah penyelamatan. Ini dilakukan agar penanggulangan bencana
terfokus, tak berjalan sendiri-sendiri.
"Apalagi kalau melihat cuaca mendung
seperti saat ini, kita tetap harus waspada,"
kata Mangindaan.
Source, Source
0 komentar:
Posting Komentar