Racikan Kata : "Dibalik Topeng Terbaik yang Memasang Senyum"

MyDomisil.Com - Kamu terpana memandang topeng yang tergeletak di atas meja. Terkejut melihat apa yang (kaupikir) sebenarnya, di balik topeng yang selama ini kau kira nyata. Aku!

Aku tak lebih dari mahluk berbalut seribu topeng. Wajah yang kini kau lihat di meja ini bukanlah wajah asliku. Bahkan ketika kuteteskan air mata di hadapanmu, kala aku membuka topengku, tetap bukan wajahku yang sesungguhnya kau lihat. Karena di balik topengku di atas meja, masih bersembunyi topeng yang lain.

“Lepaskanlah semua!” katamu. Tapi mana bisa? Terlalu banyak rangkaian topeng yang harus kubuka untuk memperlihatkan wajah asliku.

Dan lagi, aku sadar benar, bahwa setiap satu topengku terbuka, setara dengan satu langkah mundurmu. Jadi mengapa harus kupertaruhkan tiap topengku dengan membiarkanmu melangkah menjauh?

Bukankah kau ada di hadapanku semata karena topengku yang keseribu? Topeng paling menarik, yang sengaja kupakai paling luar. Topeng yang berisi ekspektasi ideal, yang diukir alam seindah-indahnya, demi sebuah kata “penerimaan”.

Aku kadang bukan diriku, tapi diriku takkan membuatku terlihat, diriku tak membuatku diterima. Diriku harus menjelma bentuk lain untuk menjadi tampak. Diri yang bersembunyi di balik topeng.

Takkan kubuka satu pun lagi topengku. Kau cukup melihatku sampai di wajahku yang ke-999. Aku tak ingin membuatmu jauh. Aku tak ingin seribu wajah yang kubawa susah payah untuk diterima ini justru membuatku kembali hilang bentuk. Takkan kutunjukkan wajah asliku. aku hanya ingin membuat kamu tahu, bahwa aku bukan aku yang ideal.

Aku hanyalah aku yang tak terlihat, dibalik aku yang kau tahu. Maka terimalah aku, dengan seribu topengku.

Kamu mengangguk Kukenakan lagi topeng keseribuku, dan kutatap topengmu, yang entah keberapa, dengan senyuman terbaikku. Karena sesungguhnya, semua kita hanyalah jiwa yang saling tarik-menarik di balik topeng terbaik yang memasang senyum.
Source