Masjid Qiblatain di jalan Khalid bin Al Walid, barat laut Kota Madinah adalah salah satu dari tiga masjid paling awal dalam sejarah Islam, selain Masjid Quba dan Masjid Nabawi. Dinamakan Qiblatain karena di masjid inilah umat muslim ditentukan arah kiblat salatnya menghadap Kabah di Masjidil Haram, Makkah.
Dulu, sebelum kiblat shalat umat muslim ditentukan menghadap Kabah, arah kiblat shalat menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem. Di masjid inilah arah kiblat diubah. Saat itu diriwayatkan Rasulullah SAW sedang menjalankan shalat bersama para sahabat. Kemudian turun wahyu Allah surat Al Baqarah ayat 144, yang memerintahkan mengubah arah kiblat ke Kabah di Makkah :
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
Mendengar perintah langsung itu, Rasulullah pun langsung memutar arah salat dari Baitul Maqdis ke Kabah. Sejak saat itu, arah kiblat umat Muslim pun berubah ke Kabah di Masjidil Haram, Makkah. Untuk mengenang peristiwa penting itu, masjid lokasi penentuan arah kiblat diberi nama Qiblatain.
Jika masuk ke dalam, Sahabat MDC bisa melihat sendiri bekas tempat imam shalat. Tempat imam shalat yang dulu dipakai saat kiblat menghadap Baitul Maqdis berupa pasir dan tidak ada sajadah. Sebaliknya, tempat shalat imam yang sekarang telah memiliki mimbar khusus lengkap dengan sajadahnya.
Saat ini, Masjid Qiblatain menjadi salah satu tempat persinggahan wajib umat muslim yang sedang wisata religi ke Madinah. Mereka ingin melihat secara langsung saksi bisu perpindahan arah kiblat. Lihat juga : Masjid Al-Jin "Al-Bai'ah", Tempatnya Para Jin Masuk Islam
0 komentar:
Posting Komentar